Kamis, 25 Maret 2010

10 Penembak Jitu Teratas Sepanjang Masa



Penyamaran merupakan kunci untuk menjadi seorang penembak jitu sukses. Penembak jitu dilatih untuk mampu menembak sasaran secara akurat dari jarak jauh menggunakan senjata api yang presisi. Selain itu, mereka mendapat pelatihan dalam hal kamuflase, aksi tempur darat, penyusupan, pengintaian dan pemantauan, yang mana semua hal itu kemungkinan menjadikan mereka sebagai personel militer yang paling ditakuti kemunculannya.

Di bawah ini adalah 10 penembak jitu terbaik sepanjang sejarah dan hasil tembakan mereka.

Spoiler for 10. Thomas Plunkett:


Dia adalah seorang pejuang Irlandia. Yang membuat dia masuk dalam jajaran 10 besar penembak jitu ini adalah dia menembak mati seorang jenderal berkebangsaan Perancis, Auguste-Marie-François Colbert.

Pada pertempuran di Cacabelos pada tahun 1809, Plunkett, menggunakan senjata serbu Baker, menembak sang jenderal Perancis dalam jarak sekitar 600 meter. Hal itu merupakan prestasi luar biasa mengingat peristiwa itu terjadi pada permulaan abad ke-19. Ia juga menembak mati seorang mayor yang mencoba menolong sang jenderal yang telah tumbang. Ini membuktikan bahwa tembakannya yang pertama bukanlah suatu keberuntungan belaka.

Sekadar perbandingan saja, seluruh serdadu Inggris diperlengkapi dengan ‘Brown Bess muskets’ dan dilatih untuk menembak sasaran pada jarak 50 meter. Plunkett melakukannya dalam jarak 12 kali lebih jauh. Dua kali. Ia tewas pada tahun 1851.


Spoiler for 9. Sersan Grace:


Pada tanggal 9 Mei 1864, ketika Sersan Grace, dalam pertempuran di Spotsylvania dengan menyandang British Whitworth Rifle dengan sasaran Jenderal John Sedgwick (yang ada di foto atas gan!!) yang berjarak 1.000 yard (sekitar 914,4 meter). Sebuah jarak yang sangat jauh pada masa itu. Di awal skirmish, sang penembak jitu dapat membuat pasukan Sedgwick mencari tempat berlindung. Sedgwick sendiri menolak untuk berlindung dan malah memarahi pasukannya
Quote:
“Apa yang harus aku takuti? Orang-orang berlindung dari ancaman sebutir peluru? Apa yang akan kau lakukan apabila pasukan musuh memulai pertempuran terbuka? Saya sangat malu atas kepengecutan kalian. Pasukan lawan bahkan tidak akan mampu menembak seekor gajah pada jarak ini.”
Pasukannya tetap bergeming. Sedgwick mengulani perkataannya lagi
Quote:
“Mereka tidak akan mampu menembak seekor gajah pada jarak ini”.
Sejurus kemudian, Grace menembak Sedgwick tepat di bawah mata kirinya.


Spoiler for 8. Charles ‘Chuck’ Mawhinney:


Sejak kecil sudah berhasrat menjadi pemburu yang kemudian bergabung dengan kesatuan Marinir pada tahun 1967. Ia bergabung dalam Korps Marinir Amerika selama perang Vietnam dan merupakan pemegang rekor penembak jitu dari korps Marinir untuk urusan jumlah korban yang bahkan mengalahkan legenda penembak jitu dari korps Marinir Carlos Hathcock. Hanya dalam waktu 16 bulan saja, ia telah membunuh 103 musuh sementara 216 korban lainnya dianggap mati karena terlalu berisiko untuk menganalisa jasad para korban pada waktu itu. Ketika dia keluar dari kesatuannya, maka cerita selama ia bergabung dengan korpsnya pun ikut terbawa sampai ketika 20 tahun kemudian ada yang mempublikasikan tentang kemahirannya. Mawhinney pun keluar dari "persembunyiannya" dan kemudian mengajar di sekolah penembak jitu.


Spoiler for 7. Rob Furlong:


Dia tergabung dalam korps tentara Kanada yang memegang rekor penembak jitu yang sanggup menembak dalam jarak terpanjang dalam sejarah yaitu 2.430 meter. Rekor ini terjadi di tahun 2002, ketika ia tergabung dalam Operasi Anaconda. Furlong dilengkapi dengan .50-kaliber McMillan Brothers Tac-50 Rifle dengan peluru A-MAX very low drag bullets ketika ia mengarahkan pada sekumpulan gerilyawan al- Qaeda di sisi gunung. Ia menarik pelatuk namun tembakannya meleset. Tembakan keduanya mengenai punggung sasaran.


Spoiler for 6. Vasily Zaytsev:


Zaytsev terkenal berkat film ‘Enemy At The Gates’. Penembak yang lahir di Yeleninskoye. Ia mengaku telah membunuh 242 nyawa antara Oktober 1942 hingga Januari 1943, tapi angka sesungguhnya adalah mendekati 500.


Spoiler for 5. Lyudmila Pavlichenko:


Di bulan Juni 1941, Pavlichenko yang kala itu berusia 24 tahun sebagai relawan perang melawan Nazi Jerman yang sedang menginvasi Uni Soviet. Ia ditugaskan di the Red Armies 25th infantry Division. Ia pun menjadi satu dari 2000 wanita penembak jitu Soviet.

Dua laga pertamanya terjadi di Belyayevka menggunakan sebuah Mosin-Nagant bolt action rifle dengan P.E. 4-power scope. Selanjutnya ia dipindahkan ke laga tempur di Sevastopol selama 8 bulan. Di sana ia membukukan 257 pembunuhan. Selama Perand Dunia II ia telah menewaskan 309 nyawa. 36 di antaranya adalah penembak jitu pihak lawan!


Spoiler for 4. Francis Pegahmagabow:


Penerima 3 medali militer yang sempat terluka parah dua kali, ia telah menewaskan 378 tentara Jerman dan melumpuhkan lebih dari 300 lainnya. Apabila prestasinya yang menewaskan hampir 400 tentara Jerman masih tidak cukup, ia juga dianugerahi medali untuk menyampaikan pesan melalui hujanan artileri dahsyat dari musuhnya. Ia melakukan itu karena pasukannya kekurangan amunisi sehingga memerlukan bantuan tambahan.

Tak ayal lagi, ia adalah salah satu penembak jitu yang disegani dalam Perang Dunia I.


Spoiler for 3. Adelbert F. Waldron:


Ia adalah pemegang rekor dengan jumlah korban terbanyak di antara penembak jitu asal Amerika sepanjang sejarah. Bukan hanya jumlah korban tewasnya yang membuatnya ia masuk kategori ini namun juga keakuratannya dalam menembak.

Suatu sore ia menyusuri sungai Mekong dengan perahu Tango boat ketika penembak jitu lawan menembaki perahunya. Sersan Waldron mengambil sniper rifle-nya dan mengarahkan ke Vietkong yang bertengger di pohon kelapa dengan satu tembakan dari perahu yang bergerak.


Spoiler for 2. Carlos Norman Hathcock II:


Nama samaran: ‘Lông Trung du Kich’ (‘White Feather Sniper’)


Spoiler for 1. Simo Häyhä:


Korban tewas= 705 nyawa dalam waktu kurang dari 100 hari.

1 komentar: